#My Diary in Sekaten



Pada malam Selasa tanggal 29 Desember 2014, aku diajak oleh teman untuk pergi ke Sekaten di Alun-alun Utara kota Yogyakarta. Teman aku bernama Khoirul Umam, dia jurusan Teknik Informatika. Kami pergi kesana dengan mengendarai sepeda motor, aku diboncengnya. Sekitar 5 menit meninggalkan kos, kami berhenti terlebih dahulu di SPBU Semaki untuk mengisi bensin. Tiba-tiba kudengar suara gemericik air dan ternyata hujan mulai turun, lama sekali Umam mengisi bensin, karena antrian panjang di SPBU yang membuat kami harus bersabar. Sungguh lucu, sambil menghilankan rasa kantuk dan jemu ketika menunggunya, aku bernyanyi pelan, aku menyanyi Listen, Grenade, and so on. Ku lirik nperempuan disebelahku yang sama-sama sedang menunggu tersenyum, ya mungkin dia mendengarkan nyanyianku, tapi aku gak peduli, aku terus bernyayi dengan harapan agar suaraku bisa dengan terlatih untuk bernyanyi, maklum, aku mempunyai tujuan untuk mengikuti ajnag X Factor Indonesia pada tahun 2015 mendatang, walaupun pada tahun 2013 aku gagal, tapi kali ini aku pasti bisa. It is my dream, right. So I have to keep spirit and go on tp achieve my dream. Amin.
Beberapa menit kemudia kami melanjutkan perjalanan menuju ke Sekaten. Sepanjang perjalanan hujan turun sangat derasnya. Aku kasihan seklai sama temanku ini, karena dia sama sekalai tidak mengenakan baju hangat apalagi jaket, air hujan pun mengusap seluruh badannya dengan bebas. Kalau aku memakai jaket, ya walaupun jaket lama, tapi masih bisa digunakan. Sekitar 15 menit kami sampai dan mencoba memparkir motor di seberang Sekaten. Ketika kami masuk ke gerbang pintu Sekaten, aku sangat terkagum-kagum, karena kami disambut dengan hiasan di langit yang berwarna-warni, bak orang penting saja. ya, aku tau itu hanya kebetulan saja, dan juga sering sekali dinyalakan warna-warni seperti itu di Sekaten. ini pertama kali aku pergi ke Sekaten, betapa menakjubkan, banyak sekali pedagang dengan beraneka ragam dagangannya, ada yang menjual makanan, pakaian, tas, peralatan rumah tangga, arena permainan, bahkan ada juga terapi ikan. Waw, lengkap sekali pokoknya. Kami tidak langsung berbelanja atau mencoba wahana mainan yang ada di Sekaten. Tetapi kami terlebih dahulu berkeliling menikmati suasana di Sekaten. Aku sangat suka melihat aktivitas orang-orang. Disana bayak sekali yang sibuk dengan aktivitas makan, berbelanja, atau hanya sekedar jalan-jalan saja. Pokoknya I was so excited.
Aku mengajak Umam untuk naik salah satu wahana permainan disana. Awalnya Umam tidak mau. Tapi aku terus memaksa. Aku nmengajak Umam untuk naik satu wahana yang seperti kapal dan aku sangat tertarik sekali untuk mencobanya karena banyak orang yang excited banget dengan salah satu wahana ini. Akhirnya kami membeli tiket. Harga tiketnya Rp 8000,- Dan ketika naik perasaanku biasa saja. Namun ketika mesin dinyalakan hatiku mulai berdebar, betapa tidak ini kali pertamanya aku naik. Pelan menuju cepat, itulah irama yang membuat jantungku terasa berhenti sejenak. Aku berteriak-teriak, iramanya semakin cepat. Dan  hal yang membuat aku sebal adalah Umam tidak sedikit pun terlihat was-was. Bahkan dia kelihatan nyaman sekali. Uh, sebalnya. Aku terus berteriak, sampai mungkin semua orang yang naik wahana ini bersama kali merasa aneh dengan perilakuku.Posisi dudukku berkali-kali berubah, aku merasa tidak sanggup lagi, aku takut. Itulah perasaanku ketika anik wahana ini. Namun dibalik itu semua I am so happy. Oh ya, aku juga sempat berteriak-teriak dalam bahasa Inggris, seperti "Are you crazy, Umam?" Uh, malu banget aku. Setelah naik wahana, kami pun memutu skan untuk pulang, namun sebelumnya kami memebeli gorengan terlebih dahulu. I am so grateful because I have a friend like him. :) 

2 Comments

Post a Comment

Previous Post Next Post