Maafkanlah! Aku Tak Sempurna (I'm Sorry! I'm Not Perfect)

 Maafkanlah! Aku Tak Sempurna

ditulis oleh Irfan Suryana


(https://www.pexels.com/photo/nervous-young-man-leaning-on-hand-and-thinking-in-room-6770739/)

Dunia berputar dan terus berputar. Menyajikan bermacam-macam fase kehidupan yang bertingkat-tingkat. Terkadang kita berada diatas namun terkadang juga kita berada di tingkatan terbawah. Setiap fase tentu saja memiliki tantangannya sendiri-sendiri. Layaknya sebuah "game", apakah kita mampu untuk melewati semua rintangan tersebut dan maju ke level berikutnya atau malah kita menyerah dan putus asa atas beban berat permasalahan yang terjadi di level 'yang sedang kita hadapi' sehingga kita akan terus stuck atau bahkan turun ke level sebelumnya?

Memang tidak ada yang mampu menebak apa yang akan terjadi di dalam kehidupan kita. Apakah satu detik kemudian kita akan bahagia dan tersenyum atau malah kita akan bersedih dan menangis meratapi kesedihan yang tiba-tiba saja menghadang kita. Semuanya memang rahasia Ilahi dan semuanya tidak dapat dipaksakan. Namun demikian, sebagai makhluk Tuhan yang sempurna, kita tetap harus berusaha dan terus menanam harapan yang kuat bahwa kita dapat melalui berbagai tantangan yang ada di dalam setiap fase hidup ini.

Terkadang kita berada di dalam sebuah momen dimana kita merasa bahwa diri kita tidak sempurna, bahkan tidak layak untuk berada di sebuah tempat, tidak layak untuk mengenal seseorang, tidak layak untuk bergaul dan berteman dengan 'mereka' para sultan, tidak layak untuk merasakan sebuah perasaan bahagia, tidak layak untuk membahagian orang yang disayang, tidak layak untuk melihat orang yang dicintai tersenyum, tidak layak untuk mendapatkan sesuatu yang kita harapkan dan inginkan, bahkan tidak layak untuk memiliki mimpi. Hal ini terjadi (sekali lagi) karena kita merasa bahwa We're Not Perfect.

Sesungguhnya, kita tidak perlu meminta maaf karena ketidaksempurnaan yang kita miliki karena hal tersebut hanyalah sebuah perasaan gelap yang mencoba menghantui dan menjatuhkan kita. Pada hakikatnya, kita semua, mereka, dia, dan siapapun yang hidup di dunia ini adalah sempurna. Semuanya sempurna. Oleh sebab itu, yang perlu kita lakukan saat ini yaitu mulai mengenal diri kita sendiri dan mulai mencintai siapa diri kita. Dengan demikian kita akan mampu berproses dan menggapai apa yang menjadi 'tujuan hidup' kita dan tentu saja setiap level yang ada di dalam fase hidup ini mampu kita lalui dengan gemilang dan bersinar. Meskipun misalnya kita harus kalah di awal permainan, namun dengan 'pantang menyerah', yakinlah akan ada suatu hari dimana kita dapat menggapai bintang kita masing-masing.


❤❤❤❤



Post a Comment

Previous Post Next Post