Opini : Dilema BBM Bersubsidi by Irfan Suryana

Dilema BBM Bersubsidi
Pada hari Seasa, 17 November 2014, jam 9 malam, Presiden Joko Widodo mengumumkan perihal kenaikan BBM bersubsidi dengan ketetapan premium dari harga Rp 6.500,00 menjadi Rp 8.500,00 dan solar dari harga Rp 5.500,00 menjadi Rp 7.500,00. Kenaikan tersebut menyebabkan beberapa kelompok masyarakat melakukan protes, seperti Organisasi Angkutan Darat (Organda) yang berhenti beroperasi. Pihak Organda sendiri belum tahu sampai kapan penghentian ini berakhir.  Namun yang sudah pasti penghentian ini berskala nasional dari Sabang sampai Merauke. Selain itu, beberapa kelompok mahasiswa menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi ini dengan berbagai aksi, seperti penyandraan truk tangki yang dilakukan oleh mahasiswa Bogor, mahasiswa Solo yang menggantung pocong di SPBU, dan aksi mahasiswa di Tangerang, Malang, serta yang lainnya. Semua kelompok tersebut sangat kaget karena pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Dan hati mereka seperti terpanggil untuk melakukan protes atas kebijakan pemerintah tersebut.
Walaupun Presiden Jokowi berdalih bahwa hal tersebut merupakan kebijakan suatu bangsa yang sangat berat, namun tetap saja banyak masyarakat kecil yang merasa dirugikan atas kenaikan BBM bersubsidi. Sebagai antisipasinya, untuk menjaga daya beli masyarakat miskin telah disiapkan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) namun tetap akan sangat sulit mengalokasikan dana dari kenaikan  BBM tersebut kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Karena pada masa Presiden SBY pun dengan kebijakan BLT masih ada kelemahan, diantaranya masyarakat yang benar-benar membutuhkan tidak semuanya mendapatkan apa yang menjadi haknya sedangkan orang yang terbilang kaya atau cukup kaya malah mendapatkan bantuan BLT.
            Kenaikan BBM bersubsidi dinilai ganjil karena pemerintah tetap menaikan BBM setelah diketahui bahwa harga minyak dunia sedang menurun. Anehnya, Menteri Keuangan yakni Brodjonegoro berpendapat bahwa turunnya harga minyak dunia hanya akan berlangsung selama dua atau tiga bulan. Pemerintah juga sebaiknya menyadari bahwa sebelum adanya keputusan yang jelas, mereka telah terlebih dahulu membicarakan perihal kenaikan BBM bersubsidi kepada masyarakat Indonesia. Hal ini telah mengakibatkan sejumlah barang pangan menjadi naik hingga beberapa persen dari harga normal. Ini seperti sebuah tradisi yang telah mengakar daging bahwa belum saja ada kepastian BBM naik sudah ada beberapa sembako yang sudah naik, bahkan banyak terjadi penimbunan bensin. Sungguh ini adalah sebuah ironi yang nyata. Oleh karena itu, masyarakat memandang kebijakan ini akan menyengsarakan mereka. Banyak masyarakat bertanya-tanya mengapa pemerintah menaikan BBM bersubsidi, padahal sebelumnya BBM bersubsidi telah banyak membatu masyarakat tidak mampu. Dan malah bisa dikatakan berhasil. Karena media elektronik maupun cetak tidak pernah memberitakan mengenai kerugian yang didapatkan seseorang dari adanya kebijakan BBM bersubsidi, tetapi sebaliknya. Namun kini kebijakan tersebut telah diganti dengan kebijakan menaikkan BBM bersubsidi. Pemerintah menyatakan bahwa dengan dinaikkannya BBM, Indonesia akan mampu melakukan perbaikan pembangunan irigasi, mampu swasembada beras dua tahun mendatang , biaya pembangunan listrik, pembiayaan program kelautan, pembangunan jalan baru serta semua program pro rakyat lainnya. Tetapi masyarakat berpendapat bahwa sebelum pemerintah menaikkan BBM sebaiknya melakukan berbagai perbaikan dalam semua bidang karena apabila belum merata maka tidak menutup kemungkinan bahwa penikmat dari kenaikan BBM bersubsidi ini adalah orang-orang berdasi dan ber-AC.
            Sebagai masyarakat yang baik sudah sepatutnya kita mentaati pemimpin. Namun partisipasi masyarakat terhadap semua kebijakan pemerintah sangat penting dan sesungguhnya sangat diperlukan oleh seorang pemimpin. Kareana pada hakikatnya semua kebijakan yang dibuat oleh pemerintah adalah untuk kepentingan rakyat itu sendiri.
Nama : Irfan Suryana
Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis, 16 Mei 1995
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Universitas :Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY)
Jurusan : S1 Sastra Inggris, Semester : 3 (Tiga)
Domisili : Jalan Glagahsari RT 01 RW 02 Nomor 103A Yogyakarta\
Alamat Asal : RT 06 RW 06, dusun Sitularang Toggoh, desa Situmandala, Kecamatan Rancah, kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Kawin
Pekerjaan : Pelajar/Mahasiswa
Kewarganegaraan : WNI
No. Hp : 089-658-672-095
dari bebagai sumber)


Post a Comment

Previous Post Next Post