Puisi Tentang Rapat Karya Irfan Suryana



Rapat

Menaiki mesin berjalan ke atas langit
Melewati ruang kaca setiap sisinya
Memasuki runtutan kursi dan meja
Disinilah kami berkumpul

Dia tegap dan berada di tengah
Bak raja dia mulai berucap
Pandangan, pendengaran dipersembahkan untuknya
Tiba-tiba alur pikirku terhenti
Tak mampu menyapanya

Kami membisu, terbungkam, penuh pertanyaan
Duduk manis tak berkumis
Tertunduk, mengabaikan, penuh perdebatan
Mimik merah, cucuran keringat, membiuskan suasana

Mata tajam
Membidik tumpukkan beling dan besi
Mneghentikan pertanyaan dan perdebatan
Menyiapkan perut menerima suapan

Simpulan kata menjadi tak berarti
Dia, aku, kami tak pernah menepi
Hanya pertanyaan yang dibawa pulang

Yogyakarta, 23  November 2015

Post a Comment

Previous Post Next Post