Posisi Sastra Anak dalam Sastra Kanon Dunia:
Studi Kasus di India
Ms. Madhu Sharma
Abstrak:
India dianggap sebagai tempat lahirnya sastra anak karena disana lahir karya sastra klasik yang sangat populer tidak hanya di India namun di seluruh dunia, seperti kisah Panchatantra, Jataka, Hitopadesha, Kathasaritsagara, Ramayana, dan Mahabhrata yang telah menjadi perhatian anak dari berbagai penjuru dunia. Pada awalnya sastra anak di seluruh dunia tidak populer dan sempat tidak diakui sebagi bagian dari sastra kanon dunia. Di India, astra anak yang ditulis atau yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berada di posisi paling bawah. Hal tersebut dikarenakan biayanya penerbitan dan pembuatan ilustrasinya yang cukup mahal. Sebagai akibatnya, sastra anak India selalu terabaikan.
Adanya hubungan sastra India dengan negara-negara Eropa, khususnya negara Inggris, telah membuat sastra India yang berbahasa Inggris menjadi salah jenis sastra yang baru dan modern. Melalui jurnal ini, saya mecoba menguraikan mengenai permulaan dan perkembangan sastra anak berbahasa Inggris di India serta mengkontekstualisasikannya dengan sastra kanon Barat.
Kata kunci:
Sastra anak; Panchatantra; Sastra lisan; Sastra Kanon Barat; Fantasi; Realisme; Edifikasi; dan Hiburan; CBT; NBT.
Masyarakat kita belum begitu tertarik dengan sastra anak.
Mereka sedikit mengabaikannya
Pembentukan karakter anak merupakan aspek yang penting
Dan sastra anak mempunyai peranan penting dalam pembentukan karakter tersebut
(Venugpal 231)
Untuk menjadi populer seperti sekarang ini, sastra anak memiliki sejarahnya sendiri. Pada awalnya sastra anak tidak dianggap sebagai bagian dari sastra kanon dunia. Pada saat itu, anak-anak di seluruh dunia tidak bisa menikmati sastra anak sehingga mereka hanya bisa mendapatkan hiburan serta nilai pendidikan dari buku-buku yang ditulis, diilustrasikan, diterbitkan, dipasarkan, dan dibeli oleh orang dewasa. Namun saat ini, sastra anak menjadi kebutuhan bagi anak-anak karena mengajarkan nilai-nilai serta watak yang baik dan juga menjadi perintis jenis sastra yang menarik perhatian pembacanya.
India dianggap sebagai tempat lahirnya sastra anak karena disana lahir karya sastra klasik yang sangat populer tidak hanya di India namun di seluruh dunia, seperti kisah Panchatantra, Jataka, Hitopadesha, Kathasaritsagara, dan Ramayana. Pada awalnya kisah Panchatantra ditulis dalam bahasa Sansekerta oleh Vishnu Sharma dan digunakan oleh tiga puteri sebagai sumber pendidikan dan peneguhan. Kemudian kisah tersebut diterjemahkan sehingga negara Asia Barat dan juga negara Eropa memakai dan mengadaptasinya sebagai pedoman untuk membuat cerita. Kisah Panchatantra juga menginspirasi Aesop dan beberapa penulis lainnya dalam pembuatan cerita mereka. Kisah Uncle Remus di Amerika juga merupakan karya sastra yang berdasarkan kisah Panchatantra. Hal ini dijelaskan di dalam buku Children’s Literature in India pada bab ‘A Historical Survey’.
Setiap penerbit ingin menerbitkan buku yang luar biasa
Syair-syair India, pengetahuan kuno, cerita klasik, dongeng,
dan Panchatantra mempunyai peran besar dalam pembuatan cerita anak masa kini.
Cerita-cerita tersebut memiliki nilai-nilai yang tidak ada batasnya
yang terus tertanam di dalam jiwa (Menon dan Nair 24)
Dahulunya, sastra anak India yang ditulis dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tidak populer dan tidak diakui sebagai bagain dari sastra kanon dunia karena pada saat itu bahasa Inggris tidak dianggap penting dan serta adanya pengaruh sastra anak Barat. Selain itu, biaya penerbitan dan pembuatan ilustrasi untuk sastra anak cukup mahal. Adanya hubungan sastra India dengan negara-negara Eropa, khususnya negara Inggris, telah membuat sastra India yang berbahasa Inggris menjadi salah jenis sastra yang baru dan modern. Ada tiga tahapan sehingga sastra anak di India bisa berkembang seperti sekarang ini: Pertama, sastra lisan dan sastra daerah ditulis dan diterbitkan dengan tujuan untuk meningkatkan kepopuleran teks tersebut kepada anak. Kedua, teks yang dipilih dari sastra orang dewasa diterjemahkan, diringkas, dan dirangkum sehingga anak-anak dapat memahami teks tersebut dengan mudah. Tahap ketiga adalah sastra anak India kemudian berkembang hingga saat ini.
Melalui jurnal ini, saya mencoba menguraikan mengenai permulaan dan perkembangan sastra anak berbahasa Inggris di India serta mengkontekstualisasikannya dengan sastra kanon Barat. Bahasa Inggris merupakan lingua franca atau bahasa pengantar di suatu tempat dimana terdapat penutur bahasa yang berbeda-beda dan merupakan bahasa utama yang digunakan untuk berkomunikasi dengan negara-negara Barat. Buku-buku berbahasa Inggris di India menjadi fasilitas bagi masyarakat yang mampu membaca buku dalam bahasa Inggris. Namun buku-buku tersebut dijual dengan harga cukup mahal. Oleh karena itu hanya 40% dari keseluruhan warga negara India yang mampu membeli buku tersebut.
Ketika dunia Barat berkuasa, sastra dan budaya India pun dipengaruhi oleh dunia Barat. Pada saat itu misionaris Inggris datang ke India untuk menyebarkan agama Kristen dan mereka memperkenalkan bahasa Inggris sehingga sampai sekarang bahasa Inggris digunakan oleh penduduk India untuk berkomunikasi dengan dunia Barat.
Bilingualisme akhirnya berkembang di India. Adapun tokoh yang memperkenalkan bilingualisme di India adalah Macaulay (1835) dan Bentick yang menerapkan kebijakan pendidikan dengan menciptakan kelas berbahasa Inggris. Sastra dan bahasa Inggris menjadi populer di India. Nilai-nilai budaya Barat yang terkandung di dalam sastra dan bahasa Inggris telah mempengaruhi hati dan pikiran penduduk India. Berikut kutipan yang diambil dari teori Lord Macauly mengenai pendidikan di India (1835) yang disebut “Minute”:
Kita harus melakukan yang terbaik untuk membentuk kelas dimana para penterjemah lahir
yang berasal dari berbagai kalangan di India tetapi dapat disatukan dalam nuansa Inggris, baik
dalam berpendapat, bermoral, dan berintelektual (dikutip dari Leela 25)
Teori tersebut telah membuat buku pelajaran, cerita, dan majalah anak-anak berkembang. Setelah India merdeka, banyak penulis yang membuat sastra anak. Meskipun India masih berada di bawah pengaruh dunia Barat dan bahasa Inggris, India tetap bisa membuat sastra anak dengan pemikiran serta ide mereka sendiri. Oleh karena itu, sastra dan budaya merupakan dua hal yang menjadi kebanggaan India. Karya sastra dan anak-anak India bisa dijadikan contoh oleh generasi selanjutnya. Terkadang cita-cita suatu bangsa tidak bisa dicapai melalui karya sastra yang bukan karya kita sendiri karena karya sastra tersebut merupakan kebanggan negara lain. Hal tersebut termasuk ke dalam ideologi hegemonik Barat, seperti yang dijelaskan oleh Ravi Shanker sebagai berikut:
Karya sastra yang berasal dari negara kita sendiri tidak cukup bagi anak-anak
Di India banyak terdapat syair, dongeng, mitos, dan legenda.
Namun ada kisah yang bersumber dari dunia Barat…
Sebagi akibatnya snak-anak lebih mengenal gaya hidup Barat
daripada gaya hidup negara mereka sendiri (260)
Chota Henry yang diterbitkan pada tahun 1814 oleh Ibu Sherwood merupakan buku cerita pertama di India yang ditulis untuk anak-anak yang senang membaca dalam bahasa Inggris. Buku tersebut menceritakan mengenai hubunga anak-anak Inggris dengan anak-anak India yang menyebabkan anak-nak India beragama Kristen. Kondisi pendidikan serta pengaruh agama menjadi topik utama di dalam sastra anak India pada abad ke-19. Terjemahan dongeng-dongeng karya Anderson, kisah 1001 malam, Treasure Islands, dan Robinson Crusoe mulai terlihat di dalam sastra anak India pada akhir abad ke-19. Dhan Gopal Mukherji adalah penulis pertama India yang menulis cerita anak-anak dalam bahasa Inggris. Dia merupakan warga negara India yang tinggal di Amerika Serikat. Karya-karya terkenalnya adalah Kari the Elephant (1992), Jungle, Beasts and Man (1923), Hari, the Jungle Lad (1924), dan Ghond the Hunter (1928). Karya populernya menceritakann mengenai kehidupan satwa liar di India. Gift of the Forest (1910) karya Reginald Lal Singh dan Eloise Lownsberry merupakan karya sastra yang juga menceritakan kehidupan satwa liar. Selain itu, “Missionary Novel” merupakan sebuah karya sastra yang berhasil membuat kagum banyak penulis pada akhir abad ke-19. Novel tersbut menceritakan kisah mengenai kehidupan yang bahagia, sukses, dan aman yang menyebabkan penduduk desa di India berpindah agama ke Kristen. Buku gambar dan ilustrasi buku anak-anak juga muncul sebagai akibat dari populernya sastra anak India berbahasa Inggris.
Sastra anak di India menjadi sangat populer setelah kemerdekaan India yang tersedia dalam beberapa bahasa,seperti bahasa Inggris, Hindi, dan bahasa daerah lainnya. Penulis buku anak berbahasa daerah yang terkenal diantaranya Satyajit Ray, Rabindranath Tagore, Ashkamitran Basheer, Sane Guruji, Hariprasad Vyas, Hari Narayan Apte, dan K.P.Kesava Menon. Sedangkan penulis berbahasa Hindi yang terkenal adalah Premchand, Raja Shiv Prasad, Bharatendu Harishchandra, dan Sohan Lal. Kemudian, penulis terkenal India yang menghasilkan sastra anak berbahasa Inggris diantaranya Vikram Seth, Salman Rushdie, Ruskin Bond, dan R.K. Narayan.
Pada saat ini majalah anak-anak juga diterbitakan. Majalah-majalah dalam bahasa Inggris dan Hindi yang terkenal diantaranya Children’s World, Target, Champak, dan Chandamama. Majalah-majalah tersebut sangat populer dan dibaca oleh anak-anak. Hal yang juga penting dalam perkembangan dan permulaan sastra anak di India adalah adanya pendirian sebuah organisasi mengenai sastra anak yang bersifat sukarela yang disebut dengan The Association of Writers and Illustrators for Children (AWIC). Organisasi tersebut didirikan oleh K. Shanker Pillai di New Delhi pada tahun 1981.
Sebagai kesimpulan, sastra anak india yang berbahasa Inggris tersedia dalam berbagai jenis cerita yang sangat cocok sebagai salah satu cara untuk menghibur dan mendidik anak-anak yang tidak hanya di India tetapi juga di seluruh dunia. Jenis-jenis cerita tersebut diantaranya mitos, petualangan, fantasi, cerita-cerita realism, sejarah, dan biografi. Cerita-cerita tersebut dibaca dan dinikmati oleh anak-anak dan juga orang dewasa. Oleh karena itu, hal ini membantu mengembangkan pemahaman serta hubungan baik antara anak-anak dengan orang dewasayang sudah terjadi lima puluh tahun yang lalu setelah kemerdekaan. Meskipun sastra anak India belum terlalu populer dibandingkan dengan sastra Barat, namun para penulis India masih berusaha untuk menjadikan sastra anak populer dan mendapatkan pengakuan sastra dunia.
Referensi
Leele, Preetha, “Gulmohar Trees and Cream Teas: The Influence of British Children’s Fiction
upon the India Psyche.” East Meets West in Children’s Literature . Ed. Par
Pinsent. Shenstone: Pied Piper, 2005. 25-2.6
Menon, Navin. “Historical Survey.” Children’s Literature in India. New Delhi: CBT, 1999. 23
45.
---, “Children’s Literature in India: The Changing Trends.” Telling Tales: Children’s Literature
in India. Ed. Amit Dasgupta. New Delhi: New Age International and Wiley
Eastern, 1995. 53-66.
Shankar, Ravi. “Profile of a Publishing House.” Children’s Literature in India. Ed. Shrinivasan,
Prema. Children’s Fiction in English in India: Trends and Motifs. Chennai: T. R.
Publications, 1998. 25.
Superele, Michelle. Contemporary English Language Indian Children’s Literature:
Representations of Nation, Culture and the New Indian Girl. New York and
London: Routledge Publications, 2001. Print.
Sumber: Google
Post a Comment